OKI Memuji IRI dalam menyebarluaskan nilai-nilai perdamaian, kesetaraan dan martabat manusia dalam Islam

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengapresiasi kerangka Islamic Reporting Initiative (IRI) untuk pelaporan CSR, atas kapasitasnya yang mampu membuat bisnis di dunia Islam dapat terus berkelanjutan dan semakin sejahtera.

OKI: “OKI memuji IRI atas usahanya dalam menyebarluaskan kesejahteraan ekonomi, sosial dan lingkungan dengan caranya yang tidak hanya memberikan pengaruh dan berkelanjutan, tetapi juga relevan dan responsif secara budaya.”

Setelah pertemuan yang diadakan pada bulan November dengan Misi Pengamat Tetap OKI untuk Uni Eropa, IRI menerima penghargaan atas usahanya dalam mengembangkan bisnis di dunia Islam sambil memperkuat masyarakat dan lingkungan sekitarnya. OKI: “OKI bertujuan untuk memelihara dan menyebarluaskan nilai perdamaian, kesetaraan, martabat manusia dan kesejahteraan lingkungan dalam Islam. IRI, dalam perjalanannya mengembangkan tanggung jawab bisnis melalui penerapan CSR dan pelaporan CSR, memiliki banyak nilai yang sesuai dengan yang kami miliki.”

Drs Daan Elffers, Pendiri IRI, mengatakan: “Dengan berhasilnya IRI memberi manfaat bagi 57 negara anggota OKI, kami dengan bangga menerima pengakuan ini. Ini menjadi tanda yang kuat atas dukungan mitra-mitra kami yang memiliki pandangan yang sama bahwa budaya Islam memberikan kekuatan yang unik untuk membangun dan memperluas keunggulan dari CSR.”

OKI yang didirikan pada tahun 1969, merupakan organisasi antar pemerintah terbesar kedua setelah PBB. Organisasi ini merupakan suara kolektif umat Islam di dunia yang menjaga dan melindungi kepentingan umat Islam dunia dalam semangat menyebarluaskan perdamaian dunia dan keharmonisan di antara berbagai masyarakat di dunia.

IRI adalah organisasi nirlaba berpusat di Arab Saudi yang menyusun kerangka pelaporan CSR yang pertama berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam. Saat ini IRI baru saja mengumumkan penunjukkan Menteri Lingkungan Hidup Yordania sebagai Dewan Penasihat. IRI telah memiliki keanggotaan di lebih dari 30 negara dalam enam bulan pertama.